Rabu, 29 September 2010

Benang merah

Judul : Benang merah
Author : Ia-chan aka eun hee akan eun blingbling
Cast : kim kibum (key) and kim rae ri
Genre : life school, love and friendship
Lenght : universe / series
Rating : up and down (apa tuch??)

-Kim rae ri POV-
Kalian pernah tidak? mendengar pepatah kuno yang mengatakan kalau jodoh kita itu dihubungan dengan seutas benang merah yang saling mengikat di kelingking kita?
Apakah kalian percaya dengan tahayul itu? Menurut kalian itu hanya mitos? Menurutku tidak itu nyata! entah tahu dari mana orang yang menyebarkan pepatah itu tapi aku mempercayainya karna aku sendiri yang melihatnya?

kalian pasti bingung dengan kata-kataku barusan yang mengatakan “tapi aku mempercayainya karna aku sendiri yang melihatnya?”
jawabannya sederhana aku memang bisa melihatnya ketika umurku 5 tahun, aku sudah bisa melihat benang merah itu.

-flashback-
“eomma...eomma..” ucapku seraya menarik-narik gaun yang dikenakan eommaku.
“ne! Wae rae ri?” ucap amma seraya berjongkok menghadapku.
“kenapa orang-orang itu mengenakan benang merah pada kelingking mereka?” tanyaku polos
“mwo? Benang merah apa?” tanya eomma bingung.
“itu!!! Yang ada dikelingking mereka!” ucapku seraya menunjuk-nunjuk orang-orang itu.
“aishh,,,,, kau ini bicara apa rae ri! Sudahlah ppalli(cepat) neo appa sudah menunggu kita!” ucap eomma seraya mengandeng tanganku.
-flashback end-

Sejak saat itulah aku bisa melihat benang merah itu. Awalnya aku mengira itu hanya imajinasiku saja. Tapi setelah aku mendengar tentang pepatah itu, aku mulai mengerti arti dari benang merah itu. Senang sekali rasanya saat aku melihat sepasang kekasih yang saling tersambung benang merah itu.

Emm,,,, tapi ada satu hal yang membuatku penasaran dan merasa aneh sampai saat ini. Kenapa hanya ku yang tidak mempunyai benang merah? Aku tidak melihat apapun yang terikat pada jari kelingkingku. Kosong...hampa....

“ya!” seorang namja mengagetkanku. Dan dia tidak lain adalah kim kibum. Chingu terbaikku.
aku mendengus kesal. “ya! Kau ini! Mengagetkan saja!”
“wae? Kau dari tadi melamun saja!”
“gwanchana!” ucapku seraya menata bukuku dan memasukkannya kedalam tasku.
“apa soal benang merah lagi?” ucapnya seperti bisa membaca pikiranku.
Aku menghela nafas. “ ne! Aku ingin tau kenapa hanya aku yang tidak mempunyai benang merah itu? Apa aku tidak mempunyai jodoh?” ucapku lesu.
“jangan bodoh! Setiap manusia pasti mempunyai jodohnya masing-masing! Mungkin kau Cuma tidak bisa melihat benang itu!”
“tapi kenapa aku tidak bisa melihatnya?”
“mungkin karna memang kau tidak boleh tau!”
“TAPI AKU INGIN TAHU!INI SANGAT TIDAK ADIL BAGIKU!!” bentakku seraya berlari menuju atap sekolah.

******************************************************************

Aiashhh.... kenapa aku menjadi kekanak-kanakan seperti ini. Malah membentak kibum tanpa alasan. Tapi aku kesal. Kenapa hanya aku yang tidak bisa melihat jodohku sendiri, ini sungguh tidak adil. Atau memang benar bahwa aku tidak mempunyai jodoh.

Masa aku tidak mempunyai kekasih selama hidupku. Terbukti, sampai sekarangpun tak ada namja yang mengisi hatiku. Apa aku yang tidak pandai bergaul.
Hah~ sungguh menyebalkan. Kulangkahkan kakiku menuju sebuah kursi panjang yang terbuat dari kayu yang terlihat rapuh namun sangat kokoh di sudut sebalah kananku. Kududuk diatasnya dan membaringkan tubuhku. Mengistirahatkan otakku yang sudah jenuh memikirkan masalah benang merahku.

Angin yang bertiup lembut dan cuaca yang hangat membuat mataku sedikit-demi sedikit tertutup mengajakku terlelap kedalam mimpi-mimpi yang membawaku kedalam dunia fantasi yang kuciptakan sendiri.

Beberapa jam kemudian....
“rae ri! Rae ri!” suara kibum membangunkanku.
“ah! Ne! Aku ketiduran ya!”ucapku seraya bangun
“ne! Kau ini kucari-cari dari tadi!”
“ah! Mianhae! Tapi sekarang jam berapa ya? Apa aku telat masuk kelas?” ucapku sambil mengucek-ngucek mataku.
“sangat terlambat! Sekolah sudah hampir tutup! Ini sudah jam 5 sore!”
“MWO??? Wae kau tak membangunkanku dari tadi?”
“aku saja baru menemukanmu disini! Sudahlah ppalli! Nanti kita terkunci disini!” ucapnya seraya menarik tanganku.

Aku mengikutinya. Tapi changkaman... sepertinya aku melihat sesuatu yang mustahil. Aku memperjelas pandanganku. Mungkin ini pengaruh dari sinar matahari sore. Tapi sepertinya bukan. Apa aku berhalusinasi? Anigoya (tidak mungkin) aku.. aku melihat benang merah itu.

************************************************************************

Kududuk didepan cermin riasku. Menyisir rambutku seraya menatap diriku dicermin yang berada didepanku. Sedangkan pikiranku melayang pada kejadian tadi sore. Aku tidak yakin tapi aku juga tidak ragu. Aku melihatnya. Aku melihat benang merah itu melilit pada jari kelingkingku. Dan tersambung pada kelingking kibum. Tapi ..... anigoya!! Kalau benar kibum adalah jodohku. Wae baru sekarang aku melihat benang merah itu. Kenapa tidak sewaktu aku pertama kali bertemu dengannya?

Kreeekkk... pintu kamarku terbuka. kulihat dari balik cermin seorang namja muncul dari balik pintu.
“kibum!” ucapku kaget.
“wae? Kau terlihat kaget seperti itu?” ucapnya mendekatiku.
Oh iya! Diakan sudah biasa keluar masuk kamarku. Soalnya eomma dan eonniku mengira kalau dia seroang yeoja yang tomboy, padahal dia seorang namja. Habis wajahnya yeppo.
“emmm.... ani!” ucapku seraya berdiri menjauhinya.
“ya! kenapa rambutmu masih basah seperti itu?” tanyanya seraya menataku. Aishhh.... kenapa dia menatapku segala sich.
“ya iyalah ... aku kan baru saja keramas!” ucapku seraya mengalihkan pandanganku.
Ia menarik tanganku dan menyuruhku untuk duduk kembali didepan cermin. Diambilnya headrayer. Dan mengeringkan rambutku.
“ya! Aku bisa sendiri!” ucapku mengambil headrayer itu dari tangannya.
“aishh... aku tidak yakin kau melakukannya dengan benar!” ucapnya seraya mengambil kembali headrayer dari tanganku.

Aku hanya pasrah menuruti perkataannya. Ia dengan teliti mengeringkan setiap bagian rambutku. Aigoo... kenapa dia begitu perhatian padaku. Tapi memang dari dulu dia begitu kan? Aigoo... sejak aku melihat benang merah itu. Aku jadi berpikir macam-macam.
“ya! Selesai! Kajja! Ganti bajumu!”
“memang kita mau kemana?”
“aigoo.. bukankah kita sudah janji akan menonton film hari ini?”
“ah! Ne! Aku lupa! Hehehe... ya sudah kau tunggu saja aku dibawah!”
“ne! Kau harus berdandan yang cantik ya?”

Hah? Apa maksud perkataannya barusan? Apakah kami akan berkencan? Na otthokhae.... haisshh... kenapa pikiranku jadi tak waras begini! Andwae... ini hanya nonton biasa saja! Aku sudah sering melakukan ini dengannya.
Satu jam kemudian....
“haiiss.... gara-gara dia berkata seperti itu! Aku jadi berdadan habis-habisan.... aigoo... mana sudah telat 1 jam lagi!!! Dia pasti akan marah-marah! Tapi bagus tidak ya?” gumamku seraya melihat secara seksama tubuhku didepan cermin.

Segera kuturuni tangga dan menuju ruang tamu. Tapi tak kudapati dia disana. Changkkaman sepertinya aku mendegar suaranya didapur. Segera kulangkahkan kakiku ke dapur. Kulihat ia sedang sibuk membantu eomma dan eonniku.
“ya! Kau kibum sedang apa?” tanyaku seraya mendekatinya.
“kau tidak lihat? Aku sedang memasak!”
“lalu bagaimana dengan ken--- ups.... em.... nonton kita?” haisss... babo hampir saja.
“habis kau lama sekali! Jadi aku membantu eomma dan eonnimu dulu!”
Kumendengus kesal. “so... kita jadi tidak??” ucapku seraya melipat tanganku.
“ne!”

*********************************************************************

Kami menunggu bus datang sambil mengobrol tentang fashion, pastinya dia yang bicara. Ia sebuk menjelaskan tentang trend pakaian, hairstyle, bag, shoes, de el el anak cucunya. Sedang kan aku sibuk memandangi wajahnya yang baru kusadari begitu manis dan... aishhh.... apa sich yang aku pikirkan??? Apa aku menyukainya??? Andwae... masa aku suka sama namja yang nggak normal kayak dia sich (author di cekek bini2nya key)

“ya! Rae ri!! Kajja!! Busnya sudah datang!” ajaknya seraya mengandeng tanganku. Gengaman tangannya hangat, kenapa aku baru menyadarinya.

Sepanjang perjalanan aku hanya memikirkan apa yang selanjutnya terjadi. Gara-gara aku melihat benang merah itu. Aku jadi merasa canggung dekat dengannya. Kulihat kibum yang duduk disampingku memandang kosong keluar lewat jendela kaca bus, entah apa yang dipikirkannya tapi wajahnya seperti ini membuat hatiku bergetar. Entah mengapa tanganku sudah mengapai wajahnya.

“mwo?” ucapnya menoleh.
Aku segera menarik tanganku. “a-ada sesuatu diwajahmu!” ucapku seraya mengalihkan pandanganku. Haiiss... apa yang kulakukan barusan??? Apa aku sudah gila melakukan hal itu!!

“MWO?? MEMANG ADA APA??? “ tanyanya panik dan segera merogoh sesuatu dari kantong jacketnya. Setelah ia dapat apa yang ia cari, ternyata yang dikeluarkannya adalah sebuah kaca kecil. Ia memeriksa wajahnya didepan kaca yang dipegangnnya.
“ya! Kau memalukan!” ucapku heran. Apa namja seperti ini yang kusukai??
Ia mengacuhkan ku dan tetap sibuk meneliti setiap inci bagian wajahnya didepan kaca kecilnya.

Beberapa menit kemudian, bus berhenti.
“ya! Kita sudah sampai! Kajja turun!” kutarik tangannya paksa.

Tak jauh dari halte bus tempat kami turun, berdiri sebuah gedung bioskop yang cukup besar. Kami berjalan memasukinya, memesan tiket dan segera mencari tempat duduk yang nyaman untuk menonton.

Satu jam kemudian. Selesai. Film yang kami tonton sangat membosankan. Ehmm... apa akunya ya?? Yang tidak menikmatinya. Habis yang ada diotakku sekarang hanya memikirkan tentang benang merah itu saja! Hhhahh,,, aigoo...

“ya! Wae? Kau tidak enak badan??” tanya nya seraya menempelkan punggung telapak tangannya kekepalaku.
Aku sontak mundur menjauh darinya. “ya! Apa yang kau lakukan?” jantungku mulai mendetak tak karuan.
“aku hanya ingin memeriksa suhu badanmu! Kenapa sikapmu kepadaku seperti orang asing saja?” ucapnya sambil mengerutkan dahinya.
“a-ani... na gwanchana!” aku berjalan meninggalkannya. Haishhh.... aku semakin salting.
“ya! Wae kau berjalan secepat itu?” tanyanya mencoba menyeimbangi kecepatan jalanku.
“erm... na molla!” aku mempercepat lagi langkahku tapi karna aku memakai sepatu hak tinggi kakiku jadi tak bisa seimbang dan membuatku terjatuh.
“auww....” jeritku seraya memegangi kakiku.
“ya! kenapa berjalan secepat itu ketika kau memakai sepatu hak tinggi seperti ini!” ucapnya seraya melepaskn sepatuku.

Aku tak tahu harus berkata apa. Kuputuskan untuk diam seraya merintih kesakitan. Ia membantuku berdiri dan duduk disebuah bangku panjang tepat dibawah pohon sakura yang sedang berbunga dengan indahnya.

Ia mengangkat kakiku keatas pangkuannya dan memijatnya lembut. Aku hanya bisa sesekali merintih kesakitan ketika ia memegang bagian yang sakit.
“bagaimana?” ucapnya seraya menurunkan kakiku perlahan.
“agak baikan!” ucapku seraya menggerakan kakiku.
Ia berjongkok membelakangiku. “kajja! Biar kau kugendong!”
“a-a... tidak usah! Sudah agak baikan!”
“aigoo... ppalli!”
“n-ne...!” ucapku terpaksa seraya naik kepunggungnya.

Hemm... punggungnya begitu bidang... hangat... aku tidak mengerti kenapa tiba-tiba dadaku terasa panas dan jantungku berdegub kencang. Kami begitu dekat selama ini tapi kenapa baru sekarang aku merasa seperti ini? Apa dia benar-benar jodohku?
“ya! Rae ri!”
“ne!”
“wae? Kau hari ini pendiam sekali??”
“am... kibum~ah!”
“ne!”
“aku... aku sepertinya melihat ... em... tidak jadi!”
“mwo?”
“lupakan!”

Mungkin waktu itu aku hanya berhalusinasi. Sebaiknya tidak usah kuceritakan nantinya dia malah canggung bila dekat denganku. Seperti yang kurasakan saat ini.

************************************************************************

Beberapa hari kemudian....
Haishh... benar-benar.... aku tidak bisa bila seperti ini. Mau gila jadinya!! Setiap aku bertemu dengannya pasti aku akan menghindarinya. Aigoo... apa yang kulakukan sich. Arrggg,,, aku tidak tahan lagi.... aku harus bicara padanya!!
Setelah kelas selesai. Segera kutarik kibum ketaman belakang sekolah.

“wae?” tersirat kebingungan di wajahnya.
“aku ingin bicara sesuatu denganmu!”
“tentang?”
“benang merah!”
Ia terlihat agak terkejut dengan ucapanku.
“aku melihat... benang merahku!”
Ia tidak merespon. Hanya diam.

“aku melihat benang merahku itu terikat dengan kelingkingmu... apakah itu artinya...” belum sempat aku meneruskan kata-kataku ia sudah berlutut disampingku.
“mianhae....” ucapnya tertunduk.

Ku berjongkok didepannya. “wae kibum~ah?”
“rae ri ~ah.. mianhae...” ucapnya tertunduk.
“wae? Kau jangan membuatku semakin bingung dengan sikapmu?” ucapku mendesak.
“aku... aku... yang telah melakukan hal itu!”
“maksudmu!”
“aku sengaja mengikatkan benang merah itu ke kelingkingmu dan kelingkingku!”
“MWO?? Jadi... itu hanya tipuanmu?”

Ia mengangguk lemah. Aku tidak percaya dia ... dia...
Ia menangis terisak. Aku memeluknya dan mengusap kepalanya lembut.
“sudahlah... aku tau kau melakukannya untuk membuatku senang!”
“mianhae...” ucapnya dalam isaknya (kayaknya disini key lebay abisss *digamprat istri2 na key)
“sudahlah! Aku sudah memaafkanmu!”
“geure?” ucapnya seraya bangun dari pelukanku.
“ne!” ucapku seraya tersenyum bijak.
“aigoo.... mataku sembab! Na ottokhae?” ucapnya seraya mengeluarkan kaca dari sakunya.
“ishh...”
Dia takkan pernah berubah.

The End......
Hahahahahha... gaje sangat kan??? Endingnya ini apa ya?? Namanya happy ed bukan!!! Sad ed juga bukan...!!! ha? Aku tau gaje ed... hahahhahaha..
Mianhae.. rae ri-ssi... aku tak bisa membuat yang lebih baik lagi... mainhae... *bungkuk 180 derajat ... wadoh gimana tuch..
Buat yang baca wajib RCL (walah nurutin gayanya lyndun)
Mohon ampun buat para istrinya key yang tersakiti gara-gara disini key nya kubuat lebay... se lebay mungkin.... mianhaeyooo....

0 komentar:

Posting Komentar

 

sHe Trees'zZ Ichi Bango Fanfiction! Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon | Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template